Kamis, 24 Mei 2018

Keilmuan Biologi UIN Sunan Kalijaga Kembangkan Media Pembelajaran art technology

Saat ini pendidik dituntut untuk mampu berkreasi mengembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang menarik akan mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar mengajar sehingga memudahkan materi pelajaran dipahami para siswa. Sebagai Fakultas yang mendidik para calon guru, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga dituntut juga untuk memberikan bekal kepada para mahasiswa (calon pendidik) agar piawai menciptakan media pembelajaran yang kreatif dan efektif. Menanggapi hal tersebut Prodi Pendidikan Biologi, UIN Sunan Kalijaga mengundang Sura Andi Nugroho, S.Sn., M.T. selaku wakil Direktur dari Modern School of Design Yogyakarta menjadi pembicara dalam kegiatan yang mengusung tema “Penerapan Desain Grafis dalam Pembelajaran Biologi,” bertempat di Ruang Teatrikal kampus setempat, Kamis (5/10/17).
Dalam paparannya Sura Andi menjelaskan, Desain Komunikasi Visual (DKV) berupa karya-karya film dan Dasain Grafis berupa produk cetak bisa dijadikan alternatif untuk menciptakan media pembelajaran yang efektif. Sekarang ini juga berkembang Desain Elektronik (lebih luas dari Desain Grafis) karena pembuatan dan penyajiaannya bisa melalui media komputer. Awalnya karya DKV/ Desain Grafis/Desain elektronik merupakan karya seni terapan untuk tujuan penamaan, promosi atau branding suatu produk agar dikenal, disukai, dan dipahami pemanfaatannya oleh konsumen. Proses penciptaan desain untuk suatu produk diawali dengan penentuan kata kunci agar bisa tercita desain yang mudah menancap di benak konsumen. Misal desain produk untuk sampo, kata kuncinya kemilau. Lalu bentuk positioning untuk membuat konsumen fokus. Kekuatan metode DKV/Desain Produk/Desain Elektronik menancap di benak konsumen tentang sebuh produk, bisa dijadikan alternatif dalam membuatan media pembelajaran.
Dijelaskan, langkah awal menciptakan media pembelajaran adalah melakukan riset dulu mengenai identitas dan karakteristik audiensnya (usia, kebiasaan, pola pikir dan sebagainya). Sementara media pembelajaran melalui DKV/Desain Grafis/Desain Elektronik bisa berupa buku, info grafis, web, game, APPS, simulasi digital. Terkait dengan Prodi Biologi, kepiawaian mengotak-atik DKV/Desain Grafis/Desain Elektronik tidak hanya bermanfaat dalam menciptakan media pembelajaran, bisa juga untuk mengembangan wirausaha terkait dunia kebiologian. Maka orang-orang biologi perlu belajar media potoshop. Media ini bisa menyederhanakan informasi rumit menjadi gambar-gambar yang mudah dipahami. Perlu juga belajar infografis, Algoritma Fusi (fungsinya antara lain untuk memotret pelajaran artifisial, pertumbuhan pohon dan sebagainya), belajar membuat game, teknologi Motion Capture, Augmented Reality dan lain-lain. Jika tidak bisa dilakukannya, bisa bekerjasama saling menguntungkan dengan bidang DKV/Desain Grafis/Desain Elektronik.
Lulusan Studi Lanjut Bidang Game Teknologi ITS Surabaya ini memberikan gambaran aplikasi media pembelajaran biologi yang menggunakan teknologi AR atau Augmented Reality bernama “HeARt”. Dijelaskan, aplikasi teknologi ini dengan menscankan kode-kode tertentu melalui kamera HP atau komputer berkamera untuk menangkap marker, maka akan muncul tampilan target. Misalnya; anatomi jantung yang disertai data-data lain sebagai penjelas. Tampilannya yang berbentuk 3D, menjadi hidup, jelas,dan terkesan nyata. Aplikasi ini adalah satu dari sekian inovasi media pembelajaran biologi yang luar biasa.
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Dr. Muhammad Ja’far Lutfi di sela-sela forum menyampaikan, sebagai ilmu terapan, Seni untuk mendesain suatu produk atau desain komunikasi visual sangat cocok bersinergi dengan bidang pendidikan dan pengembangan semua Prodi Fakultas Sains dan Teknologi. Tidak sebatas pendidikan biologi saja. Fakultas Saintek, untuk kedepannya akan bersinergi dengan Modern School of Design secara intens guna dapat melahirkan karya-karya kolaborasi antara desain grafis dan ilmu sains, sehingga lebih menambah kompetensi para mahasiswaanya (Weni Hidayati/Royyan-Humas).
Posted on by Hadi Wiryawan | No comments

Kamis, 29 Maret 2018

sikap indonesia terkait dengan isu Kasus pengungsi Rohingya di Myanmar, Selat Malaka, Pasar bebas ASEAN


Bagaimana pendapat anda tentang sikap indonesia terkait dengan isu di bawah ini ?

1.      Kasus pengungsi Rohingya di Myanmar

2.      Selat Malaka

3.      Pasar bebas ASEAN



1.    Kasus pengungsi Rohingya di Myanamar

Kasus Rohingnya telah menjadi perhatian dunia. Karena isu yang sebenarnya kompleks dalam sisi kemanusiaan, mengerucut menjadi isu agama. Mengingat begitu kompleksnya kejadian yang sampai ke masyarakat internasional, mulai dari organisasi sosial sampai agama berusaha ikut serta membantu permasalahan ini. Karena banyaknya simpang siur fakta di media, pihak-pihak ketiga yang gak berhubungan langsung dengan konfliknya, berusaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di sana.

Permulaan kasus Rohingnya sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2012. Hal tersebut mulai disadari ketika beberapa pengungsi Rohingya berdatangan ke Indonesia. Namun kasus ini meledak di akhir tahun 2016. Bahkan mencuri perhatian negara-negara Islam, karena tersebut dugaan keterlibatan organisasi ekstrimis agama tersebut di dalamnya. Konflik yang memang melibatkan beberapa tokoh agama ini, sebenarnya adalah konflik yang berakar pada etnisitas dan status sosial ekonomi.

Berikut adalah hal-hal yang sudah dilakukan dalam usaha menyelesaikan krisis kemanusiaan Rohingnya:

  1. Pemerintah Myanmar telah membentuk Advisory Commission yang dipimpin oleh mantan Sekjen PBB Kofi Anan yang memperjuangkan Rohingya agar resmi dinyatakan sebagai warga negara, supaya konflik ini selesai.
  2. Dubes RI untuk Myanmar: Ito Sumardi, memberikan penjelasan utuh mengenai latar belakang krisis ini agar masyarakat Indonesia tidak salah paham dan salah langkah akibat paparan berita media yang tidak benar-benar menjelaskan fakta sebenarnya.
  3. Pemerintah RI melalui menlu, Ibu Retno Marsudi telah menyampaikan usulan Indonesia dalam bentuk Formula 4+1 untuk Rakhine State kepada DASSK, yang intinya: mengembalikan stabilitas serta keamanan, tidak gunakan kekerasan, melindungi seluruh rakyat tanpa pandang bulu dan membuka akses bantuan kemanusiaan.
  4. Berbagai organisasi keagamaan dan kemanusiaan seperti Mer-C, Dompet Duafa, Muhamadiyah, NU, DarutTauhid, PMI, Walubi, PKPU serta masih banyak lagi, mengirimkan berbagai bentuk bantuan kemanusiaan ke Rakhine, Myanmar.[1]

Menurut Pendapat saya langkah yang sudah di ambil pemerintah Indonesia sudah tepat. Dengan politik yang bebas aktif dan tanpa menginterversi masalah yang terjadi di dalam negara tersebut. Diplomasi  antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Myanamar harus tetap berjalan agar isu kemanusian tersebut cepat terselesaikan. Tidak lupa Indonesia juga harus selalu menyuarakan pendapatnya baik itu di dewan PBB maupun di ASEAN.  Wajar saja kita sebagai negara yang bermayoritas Muslim merasa simpati terhadap sesama saudara muslim yang menjadi minoritas di negara tersebut yang sedang tertindas. Usaha yang bisa masyarakat Indonesia lakukan adalah berdoa, memberikan berbagai bentuk bantuan kemanusiaan dan minimal menyaring diri dari berbagai isu provokatif yang salah.

2.    Selat Malaka

Selat Malaka yang berada di antara Semenanjung Malaysia dan Pulau Sumatra merupakan salah satu selat terpadat di dunia. Setiap hari setidaknya ada 220 kapal yang melewati selat tersebut untuk mengangkut setengah perdagangan minyak dunia dan seperempat perdagangan barang dunia. Semua kapal yang hendak berlayar dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik dan sebaliknya harus melewati Selat Malaka. Lebar selat yang hanya 1,5 mil laut atau sekitar 2,7 km membuat lalu lintas harus dilakukan dengan berhati-hati.[2]

Untuk menghindari kondisi rawan kecelakaan di laut, maka sesuai Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Nomer. HK.103/2/4/DJPL-17 tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Pemanduan dan Penundaan Kapal pada Perairan Pandu Luar Biasa di Selat Malaka dan Selat Singapura, pemerintah Indonesia akan melakukan pemanduan terhadap kapal yang melintas selat tersebut. Kesiapan pemanduan ini guna memperkuat keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di perairan teritorial Indonesia, karena Selat Malaka dan Selat Singapura memiliki peran yang sangat penting berkaitan dengan pelayaran internasional dan ini juga menjadi fokus perhatian dari International Maritime Organization (IMO).[3]

Saya sependapat dengan sikap pemerintah Indonesia terhadap selat malaka terkait pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kapal. Karena dengan bergitu pemerintah Indonesia dapat berperan dalam keselamatan pelayaran perdagangan internasional serta sekaligus dapat mengawasi wilayah tertorial perairan Indonesia.

3.    Perdagangan bebas ASEAN

Pemerintah tentunya mendukung adanya program ini karena dampak positifnya baik untuk masyarakat dalam memenuhi macam-macam kebutuhan manusia maupun untuk negara dalam hal manfaat kegiatan ekspor dan impor. Dampak dari sikap Indonesia yang terbuka terhadap kawasan perdagangan bebas di Asia Tenggara adalah sebagai berikut:

1.       Jangkauan pemasaran produk lokal semakin luas.

2.       Diberi kemudahan dalam mengakses investor dari luar negeri sebagai modal.

3.       Kemudahan memperoleh barang-barang yang tidak atau belum bisa diproduksi sendiri di Indonesia.

4.       Terbukanya pasar internasional bagi siapa saja sehingga perbedaan ekspor dan impor bisa diminimalisir.

5.       Kemudahan mendapat konsumen produk lokal dari berbagai negara.

Tentunya selain dampak baik, sikap Indonesia yang terbuka sebagai upaya Indonesia menjadi negara maju tentu memiliki dampak buruk meskipun tidak sebanding dengan dampak positifnya. Sikap terbuka yang di tunjukkan Indonesia juga dapat membuat pasar untuk produk ekspor kalah saing, kebanjiran produk impor, dan terutama adanya peluang tenaga kerja asing.

Meskipun demikian, Indonesia sudah tepat dalam sikap terbuka Indonesia terhadap kawasan perdagangan bebas di Asia Tenggara. Mengingat perkembangan era sekarang yang menjadikan segala sesuatunya global, partisipasi ini tentunya bisa menjadi cara mencegah urbanisasi dan perkembangan ekonomi di Indonesia tentunya akan terhambat jika Indonesia tidak ikut berpartisipasi dalam memberi dukungan terhadap ASEAN Free Trade Area.[4]

Menurut saya langkah Indonesia yang ikut berpartisipasi dalam perdagangan bebas di asia tenggara ini sudah tepat walaupun masih banyak kekurangan yang dihadapi. Partisipasi dari Indonesia dalam perdagangan bebas ini dapat membuka lapangan kerja yang banyak sehingga pengangguran berkurang serta akan mendorong ekonomi masyarakat dan ikut menstabilkan keadaan ekonomi negara. Sumber daya manusia yang harus ditingkatkan lagi serta produk-produk yang harus bersaing dengan pasar Internasional menjadi pekerjaan rumah yang dihadapi pemerintah Indonesia dengan serius.









[1] Bayu Dewey,”Rohingya:apa yang sebernarnya terjadi pada mereka?” diakses dari https://opinion.idntimes.com/politic/bayu-d-wicaksono/info-tentang-rohingya-c1c2/full, pada 7 Desember 2017 pukul 22.53
[2] Suryo Pratomo,”Selat Malaka”, diakses dari http://mediaindonesia.com/podium/read/891/selat-malaka/2017-04-12, pada 7 Desember 2017 pukul 23.15
[3] Juwita Trina Rahayu, “Indonesia resmi layani jasa pemanduan di selat malaka” diakses dari https://www.antaranews.com/berita/623388/indonesia-resmi-layani-jasa-pemanduan-di-selat-malaka-selat-singapura, pada 7 Desember 2017 pukul 23.20
[4] Gabriela,”Sikap terbuka Indonesia terhadap kawasan perdagangan bebas di ASEAN” diakses dari https://materiips.com/sikap-indonesia-terhadap-kawasan-perdagangan-bebas-di-asia-tenggara, pada 7 Desember 2017 pukul 23.37